Pekanbaru (RJ) - Beberapa titik proyek galian di Kota Pekanbaru berdampak pada terganggunya lalu lintas masyarakat. Bahkan merusak keindahan dan juga drainase mengingat bekas pekerjaan tersebut tidak diperbaiki seperti semula.
Misalnya, pengerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan keberadaan kabel provider telekomunikasi yang berseliweran.
Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amril. Ia juga meminta kepada pihak pelaksana pekerjaan dan provider untuk mengembalikan strukturnya seperti semula.
"Karena jalan di Pekanbaru adalah aset Kota Pekanbaru, dibangun dengan uang masyarakat Pekanbaru, setelah pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pihak provider itu tidak dikembalikan strukturnya seperti semula. Kami minta kembalikan strukturnya seperti semula, misalnya volume aspalnya 10cm kembalikan volumenya 10cm," tegas Roni Amril, Selasa (8/10).
Kemudian, kata Roni, pengerasan gregetnya berapa cm, kepadatannya, kembalikan seperti semula. "Baik itu levelnya maupun kualitas material yang digunakan," sambung Roni.
Selain itu, proses penyelesaian yang dilakukan pihak provider terkasan asal jadi saja, karena ada jalan yang dibelah kemudian disemen bagitu saja. "Sehingga semennya pecah-pecah bahkan hingga mengakibatkan jalan berlobang dan berdampak terhadap lalu lintas dan rawan terjadi kecelakaan," ujarnya.
Di sisi lain, pihak pelaksana pekerjaan dan provider tidak memikirkan finishing pekerjaa yang baik seperti apa. "Ini termasuk merusak estetika Pekanbaru, kami minta ini segera diperbaiki," jelasnya.
Roni juga menegaskan, jika Alat Kelengkapan Dewan (AKD) sudah terbentuk, persoalan ini akan ditindaklanjuti melalui rapat bersama steakholder.
"Akan dilibatkan pihak provider atau leading sektor yakni OPD yang berkaitan dalam hal ini," sebut Roni.
Legislator dapil Rumbai ini juga menyentil persoalan baru yang terjadi di Pekanbaru belakangan ini yakni persoalan tiang kabel jasa telekomunikasi. Terkesan semua provider boleh memasang tiang.
"Sepertinya telah terjadi persoalan bisnis yang rumit (complicated bisiness). Padahal kan sudah ada satu tiang, itu sudah cukup, kalau perlu jangan ada tiang, buat Underground (bawah tanah) karena ini ibukota Pekanbaru," jelasnya.
Lebih jauh kata Roni, Kita berhadap ke depannya Kota Pekanbaru ini tidak ada lagi tiang-tiang listrik yang di atas. "Kalau bisa underground dia yang konsepnya bisa mengendalikan banjir sebagai water tunnel (terowongan air) yang di dalamnya ada drainase, bisa di tumpangi kabel listrik, kabel telkom, kabel optik, pipa PDAM yang bekerjasama dengan pihak-pihak yang ditunjuk pemerintah apakah dibangun menggunakan APBD atau dibangun pihak ketiga," jelas Roni.
Melihat kondisi ini, Roni mengaku sangat prihatin mengingat Pekanbaru merupakan ibukota Rrovinsi Riau, tentu infrastrukturnya harus terbaik.
"Malu kita dengan kabupaten/kota yang jalannya mulus, drainasenya bagus. Kita imbau semua stakehilder untuk bersama kita pikirkan, sama-sama kita buat action plan, sehingga Kota Pekanbaru kembali seutuhnya seperti ibukota Pekanbaru," harapnya,". (eza)