"Misalnya, biasanya hanya menjual pangan dalam bentuk ubi goreng, atau risoles, atau pisang. Nah, dengan pelatihan ini, kita harapkan bisa memperkaya wacana dan pengetahuan sehingga tak sekadar ubi, tapi bisa menjadi penganan yang lebih variatif dan kreatif lagi," ungkap Maisisco.
Dia harapkan juga, peserta yang mengikuti pelatihan ini bisa menularkan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat di sekitarnya, sehingga bisa memperkaya pengetahuan masyarakat di sekitar tempat tinggal tentang bagaimana cara mengolah pangan berbasis sumber daya lokal yang baik, bersih dan sehat serta aman dikonsumsi.
Maisisco juga berkeinginan, pengetahuan baru yang didapatkan juga bisa memberi nilai tambah, khususnya dalam usaha yang dikelola khususnya melalui kelompok UMKM yang ada.
"Jadi sambil menimba ilmu pengetahuan, bisa juga menambah pemasukan dengan variasi pangan olahan yang dihasilkan," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, DKP Pekanbaru Dinal Husna dalam penjelasannya selepas acara mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini adalah bagian dari upaya Pemerintah Kota Pekanbaru untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penganekaragaman konsumsi, utamanya yang berasal dari bahan baku olahan lokal.
Untuk menggerakkan ini, maka ibu-ibu rumah tangga merupakan motor penggerak yang diharapkan, karena bagaimana pun sumber konsumsi di tiap-tiap rumah tangga diolah oleh kaum ibu.
"Dalam pelatihan ini, kita ingin membuka pemahaman bagi kaum ibu ini bahwa mengolah panganan itu tidak hanya digoreng, direbus atau dikukus. Namun, ada banyak cara untuk bisa membuat variasi dalam mengkonsumsinya," ungkap Dinal.
Dalam pelatihan ini, juga yang dilibatkan tak semata ibu rumah tangga saja, namun juga kaum ibu yang juga memiliki usaha kuliner yang tergabung dalam kelompok kampung pangan.
"Kita berharap mereka ini bisa menjual pangan dengan variasi yang tidak itu-itu saja. Padahal, dengan sumber yang sama, sebenarnya pangan untuk keluarga ataupun yang akan dijadikan komoditas usaha ini juga bisa sangat bervariasi dan beragam," kata dia.
Adapun peserta yang diikutsertakan pada pelatihan kali ini adalah sebanyak 40 orang, berasal dari 4 kampung pangan, dari 4 kelurahan di Kota Pekanbaru. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang anggota yang punya usaha pangan berupa membuat kue atau jajanan pasar.
Adapun untuk pelatihan pada hari pertama ini, dikuti Kampung Pangan dari Labuh Baru Barat dan Tangkerang Utara, Padan Bulan dan Tobek Gadang.
Dina juga menjelaskan, pelatihan yang diberikan ini sifatnya adalah menstimulasi, membuka wacana kepada seluruh peserta dalam mengolah panganan yang berasal dari bahan olahan lokal.
"Nah, kalau nantinya, setelah pelatihan, peserta mempunyai ide yang lain yang lebih variatif, tentunya itulah yang diharapkan dari penyelenggaraan pelatihan ini, muncul ide-ide baru yang memperkaya variasi pangan olahan," ungkap dia.
Dari pantauan kami di lapangan, para peserta yang mengikuti pelatihan tampak sangat antusias. Apalagi pelatihan pengolahan menu pangan variatif ini juga dipandu oleh tim pelatihan kuliner ternama di Kota Pekanbaru dan dengan jenis menu yang sama sekali baru, yakni membuat Cassava Pizza (Pizza berbahan olahan ubi Kayu serta sweet potato cream sauce /ubi jalar saus krim).
Mereka pun dengan serius mengikuti setiap arahan yang diberikan instruktur pelatihan.
"Alhamdulillah, kita senang mengikuti pelatihan ini, karena ini sesuatu yang baru, dan kegiatannya menyenangkan, karena langsung dalam bentuk pelatihan," jelas Ibu Butet, salah seorang peserta.